Ilustrasi (Istockphoto/ipopba)
Pemblokiran akses internet di Papua dan Papua Barat dianggap tidak efektif karena hoaks masih tumbuh subur di pesan singkat dan internet. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto.
Bagi Damar, hoaks akan selalu menemui jalan untuk menyebarkan diri. Begitu internet diblokir, penyebaran hoaks berpindah medium ke pesan singkat atau telepon.
"Itu menunjukkan tidak efektif teknik yang digunakan pemerintah bahwa hoax akan berhenti, atau ajakan provokatif akan berhenti dengan internet dimatikan. Tidak serta merta akan berhenti malah akan berpindah mendium," kata Damar di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (26/8).
Damar mengatakan ketika penyebaran hoaks lewat mulut ke mulut, apakah pemerintah malah akan membungkam mulut masyarakat.
"Misalnya dengan mulut ke mulut apa kemudian langkahnya membungkam setiap mulut untuk tidak berkara? Itu cara berpikir terlalu instan dan itu tidak menyelesaikan masalah," ujarnya.
Damar mengatakan pemblokiran justru melukai kepentingan publik. Damar mengatakan masyarakat di Papua bahkan menjadi tidak bisa mengakses layanan publik secara online.
Tak hanya itu, perekonomian digital masyarakat di Papua juga terganggu karena pemblokiran ini. Aspek pariwisata juga terganggu karena masyarakat di Papua kesulitan untuk memesan penginapan lewat aplikasi.
"Masyarakat jadi tidak bisa mengakses layanan publik seperti BPJS karena lewat online. Lalu ekonomi UMKM juga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya," ujar Damar.
Oleh karena itu, Damar meminta agar pemerintah tidak hanya melihat dari aspek ketertiban umum tapi juga melihat dari segi kepentingan masyarakat secara holistik.
"Bukan kemudian dengan langkah-langkah instan yg pendekatannya hanya pada aspek keamanan yang kita tahu itu tidak efektif sama sekali dan justru malah merugikan banyak pihak," ujarnya
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190826203952-185-424819/safenet-penyebaran-hoaks-akan-selalu-temukan-jalan